Pengembangan Kurikulum Fak. Tarbiyah

Kurikulum merupakan sebuah pembahasan yang menarik dikalangan masyarakat, begitu menariknya sehingga kadang-kadang para pengelola / pendidik mendudukkannya sebagai segala-galanya, bahkan ada yang berpendapat bahwa maju dan tidaknya sebuah pendidikan tergantung pada kurikulum yang diterapkan. Namun pada kenyataannya, perubahan kurikulum dari tahun ketahun tidak begitu banyak memberikan perubahan terhadap kemerosotan pendidikan di Indonesia, karena factor penyababnya itu adalah dari pendidik sendiri yang belum memadai dari segi kualitas dan kuantitas, fasilitas belajar juga belum memadai, dan juga manajemen pendidikan yang belum efektif. Pengembangan kurikulum selalu terkait dengan manajemen komponen kurikulumnya.
Fakultas tarbiyah, merupakan salah satu lembaga pendidikan tenaga kependidikan yang menyiapkan calon guru pendidikan agama Islam disekolah / madrasah.

Diversifikasi dan Fleksibilitas dalam pengembangan kurikulum
Pengembangan kurikulum adalah salah satu aktifitas yang tak pernah selesai, dan selalu dilakukan secara terus menerus. Akan tetapi, biasanya berhenti pada aspek curriculum plan (kurikulum sebagai dokumen) yang meliputi: perumusan SKL, penentuan serangkaian mata kuliah serta bobot sks-nya, penyusunan silabus, penyusunan program kegiatan. Sedangkan pada aspek actual curriculum atau kegiatan yang nyata, biasanya terlupakan, seperti proses pembelajaran, proses evaluasi, dan lain sebagainya.
Dalam keputusan Mendiknas dikemukakan bahwa,
1. Kompetensi hasil didik suatu program studi terdiri atas: (1) kompetensi utama (2) kompetensi pendukung (3) kompetensi lain.
2. Perbandingan beban ekivalen dalam bentuk satuan kredit semester antara kompetensi pendukung .

Kerangka teoritik pengembangan kurikulum
Salah satu strategi pembangunan pendidikan nasional adalah pengembangan kurikulum dan pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi. Istilah kompeten digunakan untuk menggambarkan suatu keahlian, kemampuan menggunakan pengetahuan, pemahaman, kecakapan berfikir teoritis.
Seorang guru di tuntut untuk memiliki kualifikasi dan standar kompetensi tertentu. Agar standar kompetensi tersebut terpenuhi, maka LPTK (Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan) dituntut untuk menyelenggarakan pendidikan dan pengembangan kurikulumnya dengan menggunakan pendekatan berbasis kompetensi.
Jika kita melakukan pengembangan kurikulum berbasis kompetensi, maka pertanyaan-pertanyaan yang perlu dijawab pertama kali sebagai kerangka teoritik pengembangan kurikulum adalah: apa visi dan misi dari prodi yang dikembangkan? Profil seperti apa yang dibutuhkan oleh masyarakat? Siapa / institusi apa yang membutuhkan jurusan yang dikembangkan di PTAI? Kompetensi apa yang harus dimiliki untuk terwujudnya profil tersebut, dan lain sebagainya.

Implementasi Kurikulum dan Problematikanya
Kurikulum siap di implementasikan dalam kegiatan pembelajaran, proses evaluasi, dan penciptaan suasana akademik setelah terwujudnya silabus dan RPP.
Ada beberapa persyaratan yang diperlukan bagi seorang lulusan untuk dikatakan kompeten dalam melaksanakan tugas, yaitu: 1) Penguasaan pengetahuan dan ketrampilan, 2) attitude / sikap, 3) pengenalan sifat pekerjaan terkait, 4) personality.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menyertai implementasi kurikulum, yaitu:
1. Perlunya pendekatan dan metode evaluasi yang sistematik dan sistemik.
2. Cara evaluasi dengan portofolio yang mengintegrasikan 4 indikator, yaitu: formatif dan sumatif, tugas-tugas terstruktur, catatan perilaku harian, laporan aktifitas peserta didik.
3. Organisasi dan manajemen pendidikan yang dirancang secara utuh untuk memfasilitasi pembentukan kompetensi kelulusan program studi secara utuh.
4. Unsur manajemen yang perlu memperoleh perhatian adalah:
- Pengembangan rekrutmen dan penugasan dosen Pembina
- Rekrutmen dan penugasan tenaga kependidikan lain seperti laboran, pustakawan, dan lain-lain.
- Pengembangan SDM secara berkelanjutan
- Pengembangan sarana dan prasarana.
- Pengembangan sistem penjaminan mutu seperti prosedur layanan buku dan bahan ajar.