Sunday, March 28, 2010

Pengembangan Interelasi PAI dan PKN Di Madrasah

Pentingnya Interelasi PAI dan PKN di Madrasah.
PAI dan PKN, merupakan 2 mata pelajaran yang relatif dekat antara yang satu dengan yang lainnya. Kedua materi ini mempunyai orientasi penekanan pada aspek pembinaan dan pengembangan kepribadian siswa, yang berakhlak mulia, beriman, bertaqwa kepada Allah SWT., sebagai warga Negara yang menyadari akan status, hak, dan kewajibannya.
Kedekatan 2 pelajaran ini dalam praktiknya sering kurang dipahami oleh guru, sehingga guru berpandangan, bahwa PAI dan PKN masing-masing berdiri sendiri. Akan tetapi pandangan seperti itu tidak semuanya benar, karena dalam banyak hal mengindikasikan perlunya ada interelasi antara keduanya.
Madrasah sebagai salah satu institusi pendidikan Islam yang sengaja didirikan dan diselenggarakan dengan hasrat dan niat untuk mengejawantahkan ajaran dan nilai-nilai Islam, tentunya merasa terpanggil dan memiliki tanggungjawab moral dan akademis untuk ikut memberikan kontribusi guna menyiapkan generasi penerus dan pemimpin masa depan yang lebih berakhlak mulia. Salah satu bentuk kontribusinya adalah dengan melalui pengembangan pendidikan yang berusaha melakukan interelasi materi pelajaran antara PAI dan PKN.

Interelasi PAI dengan Mata Pelajaran Lain
Pendidikan agama, harus berusaha berintegrasi dan bersinkronisasi dengan pendidikan non agama. Pendidikan agama tidak boleh dan tidak dapat berjalan sendiri, akan tetapi harus bekerja sama dengan program-program pendidikan non agama, sehingga terjadi relevansi terhadap perubahan sosial yang terjadi di masyarakat.

Landasan Pengembangan Interelasi PAI dan PKN
1. Pancasila sebagai falsafah Negara atau bangsa Indonesia.
2. UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas, pasal 1 ayat (1) dan pasal 1 ayat (2).
3. UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 tahun 2006 tentang Standar Isi.
Paradigma Interelasi PAI dan PKN
Madrasah, merupakan salah satu institusi pendidikan Islam, yakni suatu institusi pendidikan yang sengaja didirikan dan diselenggarakan dengan hasrat dan niat untuk mengejawantahkan ajaran dan nilai-nilai Islam. Sebagai institusi pendidikan Islam, madrasah melaksanakan kegiatan pendidikan Islam, yaitu upaya normatif untuk membantu seseorang atau sekelompok orang (siswa) dalam mengembangkan pandangan hidup Islami, sikap hidup islami yang dimanifestasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam konteks interelasi antara PAI dan PKN, bisa meminjam tiga paradigma hubungan agama dan Negara yaitu: (1) paradigma integralistiki, negara dan agama merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan (2) paradigma simbiotik, hubungan agama dan Negara saling membutuhkan (3) paradigma sekularistik (ada pemisahan antara agama dan Negara). Dari ke tiga paradigma tersebut, maka masalah interelasi antara PAI dan PKN lebih cocok menggunakan paradigma yang ke dua, yaitu paradigma simbiotik, karena Indonesia bukan Negara sekuler dan juga bukan Negara agama, disamping itu, bahwa PAI adalah sebagai instrument dalam melestarikan dan mengembangkan ajaran dan nilai-nilai Islam dan bisa mengisi PKN untuk mengisi kebutuhan siswa sebagai warga muslim di Negara Indonesia. PKN juga memerlukan pendidikan agama Islam karena dapat membantu PKN dalam pembinaan moral, etika, dan spiritualitas siswa sebagai warga Negara melalui pendekatan keagamaan.
Penggunaan paradigma tersebut perlu memperhatikan fenomena pendidikan agama dalam kehidupan sosial, karena pendidikan agama itu sendiri bisa berpotensi untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan, dan juga bisa menimbulkan perpecahan. Hal itu ditentukan oleh perbedaan pandangan teologi dan doktrin ajaran yang berbeda, sikap dan perilaku pemeluknya, peranan dan pengaruh pemuka agama atau guru agama Islam dalam mengarahkan pengikutnya, serta lingkungan sosio cultural yang mengelilinginya.

Pengembangan Model Interelasi PAI dan PKN
Pendidikan agama dan PKN memiliki orientasi yang berdekatan, yaitu sama-sama berorientasi pada pengembangan kepribadian sebagai warga muslim sekaligus warga Negara Indonesia. PAI juga memfokuskan pada peningkatan potensi spiritual dan membentuk peserta didik agar menjadi mansia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT dan berakhlak mulia yang mencakup etika, budi pekerti, moral sebagai perwujudan dari pendidikan agama. Peningkatan potensi spiritual mencakup pengenalan, pemahaman nilai-nilai keagamaan, yang pada akhirnya bertujuan pada optimaliasi sebagai potensi yang dimiliki manusia yang aktualisasinya mencerminkan harkat dan martabatnya sebagai makhluk tuhan. PKN merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga Negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajiban untuk menjadi warga Negara Indonesia yang cerdas, dan terampil.
Karena kedekatan antara kedua mata pelajaran tersebut, maka perlu di design model pembelajaran dan pengembangan bahan ajar untuk menghubungkan antara satu kompetensi dasar atau satu topic PAI dengan kompetensi dasar atau topic PKN.
Mata pelajaran PAI dan PKN, disamping mengembangkan aspek knowing (belajar untuk mengetahui), juga menekankan aspek doing (belajar untuk mempraktekkan) dan being (belajar untuk menjalani hidup sesuai dengan yang diketahui). Aspek doing dan being dalam interelasi materi PAI dan PKN merupakan hal yang mendesak untuk dilakukan, karena rendahnya moral dan iman bangsa Indonesia yang mayoritas beragama Islam.
Ada faktor-faktor penting yang harus diperhatikan dalam interelasi tersebut, yaitu (1) akademik (2) lingkungan (3) pelatihan ibadah dan muamalat (4) model peran (5) pesantren kilat (6) syarat kecakapan umum (7) program khusus non akademik.
Berbagai pendekatan dapat ditempuh dalam rangka pencapaian interelasi tersebut antara lain adalah (1) informative (2) dialogis (3) situasional (4) substitutive (5) kausalitas (6) kontemplasi (7) pelatihan dan bimbingan secara continue (8) pendekatan lain-lain seperti bermain peran, PHBI, PHBN. Pada dataran ini, guru PAI dan PKN di harapkan mampu berimprovisasi dalam pendekatan yang cocok.
Melalui berbagai pendekatan tersebut, diharapkan akan dapat menumbuhkembangkan pengertian dan kesadaran siswa, yaitu:
1. Bahwa masalah dalam kehidupan yang diatur oleh agama juga diatur oleh ilmu ciptaan manusia.
2. Bahwa ajaran agama tidak berada dalam kehampaan, akan tetapi memang sengaja diturunkan oleh Allah untuk kebahagiaan hidup manusia.
3. Hilangnya kesan bahwa ada tembok pemisah antara nilai-nilai dalam PAI dan PKN.
4. Adanya kepercayaan dan keyakinan terhadap diri siswa, bahwa nilai ajaran yang berasal dari pendidikan agama adalah dari Allah, dijamin kebenarannya, dan dijabarkan kedalam PKN

0 komentar:

Post a Comment

 

Republika Online

gontor.ac.id

myQuran

Arrahmah.Com

Kawulo Alit - Site Copyright © 2009 Blogger Template Designed by Bie Blogger Template